BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan menjadi
makhluk yang paling sempurna dari makhluk hidup lainnya, dalam hal berfikir manusia lebih baik dari
makhluk lainnya dan akal, namun banya manusia yang salah menentukan jalan
hidupnya, maka di sini saya akan menjelaskan jalan hidup manusia yang berfikir
lebih baik dari yang lainnya.
B. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah yang saya
buat untuk memperjelas tujuan hidup manusia yang sebenarnya, sebab banyak
manusia yang tersesat dalam menentukan jalan hidupnya masing – masing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inti Pembahasan
Ada sebuah ungkapan yang pernah saya baca; “Orang
bodoh hidup untuk makan, namun orang bijak makan untuk hidup.” Lantas apakah
tujuan hidup orang bijak? Apakah hanya untuk bertahan hidup? Padahal kehidupan
bukanlah akhir dan tidak dapat mengakhiri dirinya sendiri, lantas apa tujuan
hidup ini? Para ahli fikir merumuskan masalah ini dengan 3
pertanyaan dasar; Darimana, kemana, dan mengapa? Artinya, saya darimana, akan
kemana, lantas mengapa saya ada disini?
Bagi mereka yang tidak
mempercayai adanya Tuhan, yakni orang Ateis, hanya yakin terhadap materi yang
terindera. Menurut mereka sesuatu itu ada jika terdeteksi oleh indera, jika
tidak maka ia adalah fiksi. Alam semesta beserta isinya bagi mereka – terjadi
begitu saja – kebetulan yang yang indah. Dan manusia tidak ubahnya bagai
binatang dan tumbuhan, hidup dalam jangkau waktu tertentu kemudian mati.
Sehingga dalam pandangan mereka,
dunia inilah awal dan akhir dan ini semua terjadi begitu saja tanpa ada
keterlibatan Tuhan, karena mereka meyakini alam mempunyai mekanisme sendiri
untuk mengatur dirinya sendiri.
Namun jika kita bicara jujur,
sebenarnya tiap manusia mempunyai naluri keagamaan. Maka saya setuju dengan
ungkapan sejarawan terkemuka Yunani 2000 tahun silam, Plutarch mengatakan,
“Adalah mungkin bagi anda menjumpai kota-kota yang tidak memiliki istana, raja,
kekayaan, etika, dan tempat-tempat pertunjukan. Namun tidak seorangpun yang
dapat menemukan sebuah kota yang tidak memiki sesembahan atau kota yang tidak
mengajarkan penyembahan kepada para penduduknya”. Ungkapan kuno ini benar. Ia
menyatakan bahwa naluri keagamaan sesungguhnya adalah sesuatu yang bersumber
dari fitrah manusia.
Kajian atas sejarah manusia
menegaskan bahwa kepercayaan telah bersemayam dalam diri manusia sejak kurun
peradaban kuno hingga saat ini. Berdasarkan penciptaan dan strukturnya, manusia
adalah mahluk yang, tidak bisa tidak, musti memiliki keyakinan. Berdasarkan
struktur inilah manusia diciptakan Allah. Namun begitu, manusia diberi hak
memilih – patuh atau bermaksiat kepada-Nya.
Menurut Alquran, segala sesuatu
yang ada di langit dan di bumi, termasuk manusia, hidup didalam naungan hidayah
yang terbentuk secara fitri, yang mengantarkannya kepada Allah. Dari titik
tolak inilah Islam berusaha menggiring pemahaman umat manusia untuk tidak
menjadikan dunia ini, sebagai persinggahan terakhir, namun sebagai starting
point untuk menuju kehidupan selanjutnya yang abadi dan hakiki, akhirat!
Oleh karenanya Alquran memberi
perhatian khusus dan serius pada masalah kehidupan akhirat melebihi
masalah-masalah lainnya. Misalnya saja, ayat-ayat hukum menerangkan berbagai
masalah cabang (fủru’) hanya berjumlah 500 buah. Sementara, ayat-ayat yang
berbicara tentang hari kebangkitan bejumlah lebih dari 1000 buah. Dari sini
dapat dilihat Alquran memberikan perhatian serius pada masalah pemikiran dan
keyakinan.
Jika hal ini mempunyai peranan
sangat penting sepert ini, lantas apa arti semua ini? Kemerdekaan! Allah SWT
menghendaki manusia untuk mengEsakan-Nya, dan menjadi manusia yang benar-benar
merdeka bersama-Nya agar tidak menjadi hamba bagi segala sesuatu.
Dari penghambaan kepada Allah
sajalah, akan lahir kemerdekaan manusia. Sebaliknya, dari kesombongan terhadap
Allah, manusia akan diperbudak oleh segala sesuatu selain Allah. Dengan kata
lain, pengEsaan dan penghambaan kepada Allah, memberikan kemulian dan
kemerdekaan kepada manusia. Tanpanya, manusia menjadi budak bagi segala sesuatu
yang diciptakanNya. Dan inilah tujuan hidup orang bijak yakni, merdeka bersama
Allah, Tuhan yang menciptakannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dapat di simpulkan Inti
dari makalah yang saya tuliskan dalam makalah ini dikarnakan manusia hidup
bukan hanya sekedar hidup dan tidak mempunyai tujuan yang jelas , karna manusia
di ciptakan mempunyai tujuan hidup yang ingin mereka capai hingga berhasil
menggapainya.
B.
Saran
Dalam
hidup kita harus bias memilih sesuai naluri kita sebab bila mengikuti naluri
orang lain tujuan hidup kita tidak akan tercapai, karna banyak manusia yang
lebih memilih hidupnya di kendalikan oleh perintah dari orang lain, sebaiknya
kita sebagai manusia harus bias memilih jalan hidup sesuai dengan agama kita
masing – masing dan sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Tema : manusia Dan Hakikat Manusia
Makalah ini bisa didownload dalam bentuk Ms.Word di : http://www.4shared.com/file/u2ZyEsvv/Tujuan_Hidup_Manusia___Tugas_I.html

0 komentar:
Posting Komentar