468x60 Ads

Harapan Manusia

0 komentar

Tema : Manusia Dan Harapan  

  A. Pengertian Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Harapan berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.


      Contoh : seorang kariawan pabrik yang mempunyai 2 orang anak menginkan gaji yang lebih sebab kebutuhan hidup semakin lama semakin mahal dalam doanya dia selalu berharap agar dia di berikemudahan mencari rizki untuk keluarganya agar semua kemubutah hidupnya mencukupi. 

  B. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan focus dari segala pikiran, sikap dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar bahwa ketidak benaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
Dalam buku filsafat ilmu mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :
1. teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti mati.
2. teori korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
3. teori pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. kepercayaan pada diri sendiri
2. kepercayaan pada orang lain
3. kepercayaan pada pemerintah
4. kepercayaan pada Tuhan


 C. Cara Meningkatkan Rasa Percaya Kepada Tuhan   Menurut Islam

1.  Umar bin Khaththab berwasiat: “Hasibuu qobla antuhaasabuu.” Hisablah dirimu sebelum dihisab oleh Allah SWT. Hitung-hitunglah dirimu sebelum kamu dihitung di akhirat kelak. Timbang-timbanglah amalmu sebelum amalmu itu ditimbang di yaumul mizan (hari penimbangan amal). Hari perhitungan di mana setiap amal sebesar atau sekecil apa pun akan mendapat balasan. “Barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, pasti dia akan melihat balasannya pula” (QS Az-Zalzalah: 7-8).

2. Selain menghidupkan malam dengan qiyamullail dan tilawatul Qur`an, peningkatan keimanan dapat ditempuh dengan cara kedua, yaitu menunaikan shalat shubuh berjamaah dan tepat waktu. Kita harus selalu menyadari bahwa Allah mempunyai malaikat-malaikat yang selalu mengikuti dan meneropong kita di waktu siang dan malam? Dan sesungguhnya mereka berkumpul pada waktu shalat fajar (shalat shubuh) dan shalat ashar. Malaikat-malaikat itu naik ke langit, lalu Allah bertanya kepada mereka, “Sedang melaksanakan apa hamba-hamba-Ku ketika kau tinggalkan mereka?” Malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat.”

3. Untuk meningkatkan keimanan kita harus selalu merasa bersama Allah di mana pun kita berada. Oleh karena itu, poin keenam untuk meningkatkan keimanan adalah muraqabatullah (selalu merasa diawasi Allah). Di tengah-tengah masyarakat yang masih menganut pola hidup jahiliyah, iman kita ditantang. Sejak keluar rumah kita “dipaksa” untuk melihat barang-barang haram. satu di antaranya adalah aurat wanita. Takut menghadapi resiko hidup menjadikan anda memilih duduk daripada jihad fisabilillah. Takut kehilangan materi dapat memberatkan anda dan membuat anda absen dari medan dakwah. Anda harus memprioritaskan Islam di atas segala-galanya.

a. Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya
Ayat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan.

b. Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.

c. Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.
Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah.
Sebauah hadits Rasulullah SAW yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW.

d. Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam
Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -istripun ada aturannya.

e. Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)
Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan tentang lumrahnya seorang tabi’in meng-khatamkan Qur’an dalam satu kali sholatnya. Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali berjamaah di mesjid. Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk mesjid. Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannnya.




Tanggung Jawab Manusia

0 komentar


Tema : Manusia Dan Tanggung Jawab
 PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
 
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban yang mharus dilakukan. Tanggung jawab memang seringkali terasa sulit untuk menerangkannya dengan tepat. Adakalanya tanggung jawab dikaitkan dengan keharusan untuk berbuat sesuatu, atau kadang-kadang dihubungkan dengan kesedihan untuk menerima konsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya bentuk tanggung jawab ini menyebabkan terasa sulit merumuskannya dalam bentuk kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi kalau kita amati lebih jauh, pengertian tanggung jawab selalu berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan untuk melakukan, dan kemampuan untuk melakukan.



MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB

1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggug jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran diri setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi dan melaksanakan apa yang harus dilakukan sebagai bagian dari mahluk hidup.

2.  Tanggung jawab terhadap keluarga
            Keluarga merupakan kumpulan dari masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan untuk keluarga itu nantinya.

3.  Tanggung jawab terhadap Masyarakat
            Seorang manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial, maka setiap manusia mempunyai tanggung jawab untuk saling tolong menolong satu sma lain.

4.  Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
            Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, perbuatan, tindakan, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara maka seorang warga negara yang memiliki tanggung jawab harus menjaga nama baik bagi negara dan bangsanya dengan cara memberikan contoh yang baik untuk negara lain.

 5.  Tanggung jawab terhadap Tuhan
            Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa memiliki tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan yang dipercayainya. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari norma-norma yang ada dalam agamanya yang dituangkan dalam kitab suci agamanya. 

PENGABDIAN DAN PENGORBANAN


1.  Pengabdian
            Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas tampa pamrih.

Contoh Pengabdian :
Kesediaan seorang guru sekolah dasar ditempatkan di pelosok terpencil daerah transmigrasi, adalah pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar di situ tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat / bangsanya, seorang guru akan bahagia bila murid yang diajarinya sukses.

2.  Pengorbanan
            Pengorbanan adalah suatuhal yang dikalukan untuk oranglain dengan mengorbankan dirinya untuk memenuhi kebutuhan orang yang di cintainya atau Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas

Contoh Pengorbanan :
Kesetiaan seorang suami yang sibuk untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan cara yang  apapun diaakan mencari pekerjaaan yang halal meskipun kondisi tubuhnya sudah tidak memungkinkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Pandangan Hidup

0 komentar


Pandangan Hidup Menurut Islam
umat Islam dalam memahami ajaran Islam tak pernah surut. Segala potensi dan metodologis digunakan untuk memberi jalan kemudahan mengenal Islam dari berbagai sudut dimensi. Singkatnya, banyak jalan bagaimana memahami Islam secara utuh dan komprehensif. Islam adalah denyut nadi yang mensejarah sepanjang peradaban manusia. Sampai kapan pun, Islam tak akan pernah kering dari perhatian orang. Studi-studi agama menempatkan Islam sebagai kajian menarik yang dilakukan setiap orang. Lebih dari itu, kini Islam di Barat menjadi perhatian orang-orang yang tengah kehilangan pegangan hidup yang pasti. Tidak sedikit, orang Barat tertarik mempelajari Islam, bahkan memeluknya sebagai pegangan hidup.

Intensitas pengkajian terhadap Islam sungguh di luar dugaan. Tidak saja di pesantren-pesantren, sebagai basis mendalami ajaran Islam, melainkan di perguruan tinggi ramai mempelajari Islam. Meski ajaran Islam terkesan doktriner dan final, tetapi justru membuat banyak orang tertarik melakukan pengkajian terhadapnya. Cara pandang seseorang pun bisa berbeda, orang awam berbeda dengan kaum cendikiawan, orang kaya berbeda dengan orang miskin, politikus berbeda dengan ekonom, dan begitu seterusnya.
Memang, dari dulu ajaran Islam tetap sama. Namun setiap kepala orang dapat berbeda dalam mengartikulasikan Islam. Hal ini karena Islam mengandung nilai universalitas yang cukup memberi peluang setiap pemeluknya untuk berbeda. Meski berbeda memahami Islam, semangat untuk menghayati dan mengamalkan Islam justru semakin dinamis. Hal ini bisa terlihat dari semangat banyaknya organisasi Islam yang tak pernah sepi dari upaya kreatif memahami Islam.
Salah satu tugas dakwah dan pendidikan Islam yang paling berat adalah “mengislamkan orang-orang Islam”. Tantangan ini semakin gamblang ketika penelitian Martin Van Bruinessen menyebutkan bahwa orang Islam yang masuk ke nusantara ini cenderung bercorak kefiqhian. Realita sejarah seperti itu, disadari atau tidak, telah membentuk karakter Islam tersendiri. Sehingga oleh Nurcholis Madjid menyebutnya dengan Islam Indonesia, sebuah ciri khas Islam lokal. Ke depan, Islam harus tampil sebagai agama yang menjawab segala kebutuhan umat manusia, tidak saja masalah ritual keagamaan, tetapi masalah peradaban dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Keragaman budaya bangsa Indonesia diungkapkan dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti, meskipun bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan bahasa, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia itu satu sebagai bangsa. 


Secara konsepsional, keragaman budaya itu merupakan aset bangsa, oleh karena itu perbedaan tidak harus dipersoalkan, sepanjang perbedaan itu dalam kerangka persatuan. Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Artinya nilai-nilai dari sila-sila Pancasila memang digali dari khazanah kebudayaan bangsa. Dari itu maka setiap pandangan hidup warga bangsa dijamin eksistensinya. Setiap warga negara dijamin oleh Undang-Undang untuk menjalankan agamanya sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Dalam perjalanan bangsa, pandangan Komunismepun pernah diakomodir dalam poros Nasakom. Hanya karena kesalahan PKI yang menggunakan kekerasan dalam peristiwa G.30.S lah yang menyebabkan faham komunis terlarang secara konstitusional di Indonesia.

Data sejarah bangsa menunjukkan bahwa aspirasi Islam sebagai way of life tak pernah berhenti terlibat dalam pergumulan ideologis, termasuk dalam proses perumusan UUD 45, dan kesemuanya berjalan sangat wajar karena mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Oleh karena itu tak bisa dipungkiri bahwa di dalam Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya terkandung butir-butir pandangan hidup Islam.

 Cita-cita 
Pengertian cita - cita adalah suatu keinginan yang ingi dicapai sejak menggeluti suatu bidang yang disukai dan ingin dia kembangkan dan melaksanakan semua yang telah tergambarkan dalam pikiran seseorang, contohnya saat masih kecil dia ingin sekali menjadi seorang Programer dan dia membanyangkan saat jadi programer dia akan membuat program yang diinginkan atau membuat game yang banyak disukain oleh orang lain .

Kebajikan
 Pengertian Kebajikan adalah sifat atau kepribadian orang yang didasari dari lingkungan sekitar dan ada beberapa faktor yang dapat menentukan kepribadian seseorang yaitu :
  • Factor  ekologis
  • Factor rancangan dan arsitektural
  • Factor temporal
  • Suasana perilaku
  • Tekhnologi
  • Factor-faktor social
  • Lingkungan psikososial
Perjuangan

Pengertian Perjuanagan adalah sebuah usaha yg dilakukan penuh dengan kesukaran dan bahaya yang mengelilinginya, contohnya saat seseorang yang menwakili negaranya untuk mengikuti lomba Robot cerdas yang di ikuti oleh para ahli dari seluruh dunia dan dia tetap berjuang untuk memberikan yang terbaik untuk bangsanya dengan keahliannya membuat sebuah robot, meskipun tidak mendapatkan apa yang di inginkan dia tetap berjuang untuk mengharumkan bangsanya .

Keadilan Manusia

0 komentar

Tema : Manusia Dan Keadilan

A. Konsep Keadilan 
Konsep hukum dalam urusan-urusan privat dan kemasyarakan sangat kompleks, sehingga seorang hakim harus memiliki wawasan iuas dan ilmu-ilmu yang mendukungnya dalam memberikan keputusan hukum. Seorang hakim tidak boleh hanya bertumpu kepada bukti-bukti nyata dan kondisi krusial yang terjadi.

Namun lebih dari itu seorang hakim harus memutuskan sesuatu dengan pertimbangan firasat yang benar, dan tanda-tanda dan bantuan faktor-faktor lainnya sehingga kebenaran itu menjadi nyata dan boleh jadi dia menggunakan isyarat-isyarat dalam berhukum.

Seorang hakim bisa saja mengancam salah satu pihak dengan apa saja yang menurutnya berada pada pihak yang salah dan dalam posisi yang zalim, dan bertanya dengan pertanyaan yang beraneka ragam hingga kebenaran menjadi nyata.

Secara umum hakim harus memiliki dua bekal fikih; ilmu fikih tentang hukum-hukum kejadian dan perkara yang umum dan ilmu pengetahuan tentang kasus tertentu dan karakter-karakter manusia. Ilmu tentang karakter-karakter orang yang sedang bersengketa sangat penting untuk membedakan antara orang-orang yang benar dengan yang salah, dan orang-orang yang jujur dengan yang dusta.

Sehingga dengan demikian dia memutuskan hukuman atas kejadian dengan benardan sesuai dengan kenyataan dan tidak menempatkan keputusan hukum di luar kenyataan dan fakta yang terjadi.

Dan bila seorang hakim tidak memiliki pemahaman tentang isyarat-isyarat, tanda-tanda, bukti-bukti, kaitan-kaitan dan hubungan-hubungan kondisi dan perkataan tertentu, dan tidak memiliki pemahaman detail dan general tentang suatu masalah, maka pasti dia memutuskan keputusan hukum yang menghilangkan hak-hak orang dan pasti diketahui bahwa hukum itu batal dan tidak mendasar

B. Keadilan Manusia
Manusia  sebagai khalifah Allah di muka bumi  ini diharapkan untuk menyerap sifat-sifat Allah dan me-neladani akhlak-akhlak-Nya. Nah, oleh karena sifat dan akhlak Allah yang paling dominan  dan menonjol adalah sifat ke-mahaadilan-Nya, maka  manusiapun harus dapat menyerap dan meneladani sifat adilnya Allah Ta’ala. Berbicara tentang keadilan manusia, da-pat kita bahas dari dua sisi; individual dan sosial.
 
1. Keadilan Individual
Added values (nilai tambah) yang ada pada ma-nusia  dan  tidak ada pada spesies makhluk lainnya terletak pada alam  ruhaninya, maka pembahasan tentangnya  lebih sering  disoroti  oleh  Islam ketim-bang  alam  materinya. Seperti yang telah disebutkan tadi, bahwa  alam ruhani manusia mempunyai se-perangkat  peraturan  yang adil dan seimbang, dan bahwasanya mengikuti  peraturan  tersebut merupa-kan ketundukan manusia pada peraturan tersebut ser-ta  tidak megikutinya  akan mengakibatkan tersesat, kehilangan  arah  dan mati. Maka apa gerangan per-aturan yang berlaku pada alam ruhani manusia, sehingga dia tidak tersesat, kehilangan arah dan mati?
Peraturan  yang  dimaksud  adalah  ajaran-ajaran Allah  yang tertuang dalam agama Islam, karena satu-satunya agama yang  Allah terima  hanya agama Is-lam, "Sesungguhnya agama  (yang diterima)Allah adalah Islam" (Qs. Ali Imran, 3: 19) dan "Barangsiapa mencari agama  selain  Islam, maka tidak akan di-terima dari-Nya"  (Qs. Ali Imran, 3: 85). Al-Quran me-nyebutkan tentang orang yang mengikuti  dan tunduk terhadap peraturan Allah sebagai orang yang ter-bimbing dan orang yang tidak mengikutinya akan tersesat dan kehilangan arah, Allah  berfirman "Maka jika datang  kepadamu petunjuk-Ku,  maka barang-siapa  mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka, dan barangsiapa berpaling dari per-ingatan-Ku (petunjuk-Ku), maka sesungguhnya bagi-nya kehidupan yang sempit dan Kami akan meng-himpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (Qs. Thaha, 20: 123-124).
Dan  pada  ayat yang lain, Al-Quran menjanjikan kepada  orang-orang yang  mengikuti peraturan Allah kehidupan  yang  baik, "Barangsiapa  beramal kebaik-an dari laki-laki maupun dari  wanita, sementara dia beriman, niscaya Kami hidupkan mereka dengan ke-hidupan yang baik" (Qs. An-Nahl, 16: 97).
Sehubungan dengan orang fasik, yaitu orang yang tidak mengikuti peraturan Allah, Imam ‘Ali bin Abi Thalib as. berkata, "Bentuk dia adalah bentuk manusia tetapi hati dia adalah hati  binatang. Dia tidak me-ngetahui pintu kebenaran sehingga diikutinya dan ju-ga tidak mengetahui pintu kebatilan sehingga dihin-darinya.  Itulah mayat yang hidup".(Nahj Al-Balaghah, khutbah 87).
Dalam disiplin ilmu akhlak, orang yang konsisten dan komitmen dengan  ajaran Islam secara utuh di- sebut adil. Adil berarti orang yang  tunduk dan me-ngikuti peraturan Allah yang berlaku di  alam ruhani-nya. Para guru akhlak dalam mendefinisikan keadilan berkata, "Keadilan adalah sebuah kebiasaan internal yang kuat (malakah, karakter) dalam diri seseorang yang selalu mendorongnya untuk berkomitmen de-ngan takwa ".
Jadi menurut Islam seorang yang adil secara indi-vidual adalah seorang yang tunduk, thawaf dan meng-ikuti peraturan Allah  Ta’ala secara ketat, dan keadilan akhlaki-individual akan tercapai hanya dengan meng-ikuti agama Islam secara ketat dan konsisten.

2. Keadilan Sosial
Sisi  lain dari kehidupan manusia adalah kehidup-an eksternal dan kehidupan interaktif dengan dunia luarnya.  Dunia  eksternal merupakan  tempat ujian keadilan individual manusia. Oleh  karena itu keadilan individual sangat penting untuk  ditegakkan sebelum seseorang ingin mulai berkecimpung dalam dunia sosial. Sulit  untuk dipercaya bahwa seseorang ber-laku  adil  di  tengah masyarakatnya  sementara pada dirinya belum  ditegakkan  keadilan individual.
Islam  sebagai agama yang komprehensif tidak hanya  mengatur masalah-masalah ritual-ubudiyyah saja, tetapi  juga   mengatur kehidupan  kolektif  baik dalam bentuk keluarga,  organisasi  dan negara. Da-lam kehidupan kolektif yang interaktif  keadilan dan keseimbangan  sangat  dibutuhkan,  karena tanpa ke-adilan kehidupan  itu akan rusak, timpang, kacau, dan akan  dikotori dengan  monopoli, dominasi serta ke-pentingan-kepentingan  pribadi. Untuk menciptakan kehidupan sosial yang aman, damai dan harmonis dibutuhkan  seperangkat peraturan yang adil dan se-imbang.
Sesuai dengan  sifat  ke-mahaadilan-Nya, Allah te-lah  menurunkan  kepada umat manusia peraturan yang adil (lihat Qs. Al-Hadid, 57: 25),  yaitu Islam. Disamping itu, peraturan Ilahi itu saja tidak cukup, perlu ada orang-orang yang menjalankannya dengan benar. Oleh karena itu,  sepanjang sejarah manusia Allah mengutus  figur-figur  yang mampu member-lakukan peraturan-Nya dengan benar sebagai contoh yang harus diteladani (lihat Qs. Al-Baqarah, 2: 213). Mereka itu adalah para nabi dan para imam yang me-neruskan tugas para nabi.
Para nabi dan imam yang dipercayai oleh Allah untuk manjalankan peraturan-Nya  atas umat manusia dengan  benar  disyaratkan terlebih  dahulu  diri me-reka bebas dari  cacat ruhani-internal, atau  dengan kata lain mereka harus menjadi  seorang  yang  adil secara individual. Kalau tidak demikian, maka tiada jaminan bahwa mereka  itu  akan dengan benar dan adil  memberlakukan  peraturan Ilahi.  Atas dasar itu, para nabi dan imam harus  maksum  (bebas dari kesalahan dan dosa).
Dari keterangan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa keadilan sosial dan hukum akan tegak dengan dua syarat:  
Pertama, peraturan  atau undang-undang yang ber-laku adalah peraturan  dan undang-undang yang adil. Dan tidak ada peraturan yang lebih  adil dari per-aturan yang datang dari Allah Ta’ala."Tidakkah  Allah Penegak hukum yang paling Adil" (Qs. Al-Tin, 95: 8) dan "Dialah  sebaik-baiknya hakim (penguasa)" (Qs. Al- A’raf, 7: 87).
Kedua,  yang akan memberlakukan peraturan itu ada-lah  orang-orang yang telah teruji jiwa dan dirinya, atau dengan kata  lain, orang yang telah tegak dalam dirinya keadilan individual.  Oleh karena itu, yang pa-ling berhak untuk berkuasa adalah  orang-orang yang bersih seperti nabi, imam dan orang yang mengikuti mereka.
 
Daftar Pustaka : http://aljawad.tripod.com/arsipbuletin/ilahi2.htm